Thursday, May 22, 2014

He is my hero.

Penyesalan itu masih ada.
Ketika aku tidak menyadari seberapa penting sesungguhnya kehadirannya.
Bahkan ketika aku menyadari sekarang,
air mata tidak akan membantu dan mengubah apapun.

Aku tau dunia kejam.
Tapi tak pernah kusangka bahwa dunia bisa sekejam ini.
Lebih dari apa yang telah kupersiapkan.

Rasanya remuk. Hancur bertubi-tubi.
Sesak akan penyesalan.

Terisakpun aku sekarang, hanya akan menimbulkan luka bagi diriku sendiri.

Tak ada yang bisa kulakukan untuknya sekarang.
Tak ada yang bisa kutunjukkan untuknya sekarang.

Bahkan berterimakasih pun aku belum sempat.
Kalau sekarang, mau bertrimakasih kesiapa? 

Dia yang selalu menggendongku, dia yang selalu menemaniku dalam tidur bersama mama, dia yang selalu menemaniku bermain, dia yang selalu membelaku, dia yang selalu menghiburku, dia yang tulus menyayangiku.

Seharusnya aku sadar sebagaimana perjuangannya, menyadari air matanya, mengelap setiap tetesan keringatnya.

Aku takut seiring waktu aku akan melupakan senyumannya, tawanya, suaranya.

Seandainya waktu bisa diputar, atau saja bisa bertemu dengannya barangkali semenit.
Aku hanya ingin bilang betapa aku sangat berterimakasih telah mengubah dan mengangkat hidupku, merawatku, memperjuangkanku, dan menyampaikan betapa aku sangat menyesal telah menyia nyiakannya, orang yang paling kusayang.

Tapi..
Waktu tidak akan pernah kembali.


Octa sayang sama papa.
Octa kangen sama papa.